KEMASAN KAYU

Kayu  merupakan  bahan  pengemas  tertua  yang  diketahui  oleh  manusia,  dan secara  tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk pangan padat dan cair seperti buah-buahan dan sayuran, teh, anggur, bir dan minuman keras.  

Kayu adalah  bahan  baku dalam pembuatan palet, peti  atau  kotak  kayu  di  negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam  jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu  untuk  pembuatan  kemasan  juga  banyak  menimbulkan  masalah  karena  makin langkanya hutan penghasil kayu.   

Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di  dalam  transportasi  berbagai  komoditas  dalam  perdagangan  intrenasional.  Pengiriman botol gelas di dalam peti kayu dapat melindungi botol dari  resiko pecah.  Kemasan  kayu  umumnya  digunakan  sebagai  kemasan  tersier  untuk  melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. 

Kelebihan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis yang baik terhadap bahan yang dikemas, karakteristik tumpukan yang baik dan mempunyai rasio kompresi  daya  tarik  terhadap  berat    yang  tinggi.    Penggunaan  kemasan  kayu  untuk anggur dan minuman-minuman beralkohol dapat meningkatkan mutu produk karena adanya  transfer komponen aroma dari kayu ke produk. Penggunaan peti kayu untuk kemasan  teh  di  beberapa  negara  juga  masih    lebih  murah dibandingkan  bahan pengemas lain. Penggunaan  kayu  baik  untuk  kemasan maupun  untuk keperluan  lain  seperti bahan  bangunan  dan  mebel/furniture  mempunyai  masalah  lingkungan  dan pembuangan,  karena  tidak  dapat  didaur  ulang,  sedangkan  volumenya  cukup  besar. Selain  itu  negara-negara  pengimpor  seperti Australia  juga meminta  adanya  sertifikat yang menyatakan  kayu  tersebut  telah mendapat  perlakuan  khusus  untuk mencegah penyebaran penyakit kayu atau serangga, misalnya perlakuan fumigasi atau perlakuan kimia lainnya.    Kelemahan lain dari penggunaan kayu sebagai kemasan adalah ketidakcukupan pengetahuan  akan  teknik  dasar  seperti  struktur  kayu,  metode  perakitan  dan sebagainya.   Hingga  saat  ini  perakitan  kemasan  kayu masih  dilakukan  dengan  cara yang  sederhana,  dan  jarang  sekali  dilakukan  pengamatan  terhadap  kandungan  air kayu,  rancang  bangun/Desain  yang  efisien,  pengikatan/pelekatan  tidak  dengan  jenis pengikat dan ukuran yang benar, sehingga dihasilkan kemasan kayu dengan kekuatan yang rendah.  Akibatnya nilai ekonomis kemasan kayu menjadi rendah. Walaupun mempunyai kelemahan,  tetapi kemasan kayu  tetap digunakan pada industri-industri alat berat dan mesin. Peranan kemasan kayu di masa depan masih  tetap baik  terutama  pada  aplikasi  palet,  dan  merupakan  salah  satu  alternatif  penting disamping kertas dan plastik.  Hal ini disebabkan karena bahan baku kayu  dan tenaga kerja yang masih cukup tersedia. Penggunaan peti kayu untuk transportasi buah, sayur dan  ikan   masih mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, sehingga perlu dikembangkan pengetahuan akan pembuatan kemasan berbahan baku kayu .


A. JENIS-JENIS KAYU UNTUK KEMASAN 

Sebelum menentukan jenis kayu yang cocok untuk kemasan, maka faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah : 

-  densitas (kepadatan)
-  kemudahan pemakuan
-  ketersediaan
-  jenis produk yang akan dikemas
-  kekuatan
-  kekakuan
-  panjang kayu. 

Spesies  kayu  yang  telah  berbentuk  kayu  gergajian  tidak  baik  untuk membuat kotak  dan  peti,  tetapi  dapat  diproses menjadi  kayu  lapis  kemudian  direkatkan  dan dibuat  menjadi  kotak  atau  peti  kayu.    Kayu  dengan  kualitas  yang  tinggi  biasanya digunakan untuk perabot rumah tangga (furniture), kayu dengan kualitas sedang untuk bahan bangunan sedang kayu dengan kualitas lebih rendah digunakan untuk kemasan. Jenis  kayu  yang  sesuai  untuk  pengemas  biasanya  adalah  jenis  kayu  lunak (softwood)  seperti pinus  atau Agathis  sp dengan densitas  antara  270-700 kg/m3.   Kayu keras dengan densitas hampir  sama dengan kayu  lunak,  juga dapat digunakan untuk kemasan.


B. PERENCANAAN DESAIN KEMASAN 

Tolak  ukur  yang  digunakan  dalam merencanakan  desain  kemasan  didasarkan atas: 

a. Faktor Ekonomi
Dalam mendesain  kemasan  kayu, diperlukan   proses  alternatif dan  bahan-bahan teknik  yang  tepat  untuk membuat  kemasan  yang  lebih  ekonomis.    Kemasan  kayu berbentuk  palet,  kotak  dan  peti  tetap  berperan  untuk  berbagai  produk,  meskipun harus bersaing dengan palet atau drum dari polypropilen dan polietilen. 

b. Pemakai akhir dan kebutuhan perjalanan (transit)
Desain  kemasan  tergantung  pada  sifat  dan  berat  produk,  konstruksi  kemasan, bahan  kemasan  dan  kekuatan  kemasan,  dimensi  kemasan,  metode  dan  kekuatan, penanganan selama di jalan. 

c. Hubungan antara kayu dan faktor-faktor teknis
Tidak terdapat hubungan antara jenis kayu dengan jenis kemasan tertentu, tetapi karakteristik  kekuatan  aktual  sangat  berhubungan  erat dengan  jenis  kayu,  kualitas, tebal, desain peti dan keahlian tenaga kerja dalam merakit kemasan.


C. SIFAT-SIFAT KAYU

Sifat-sifat  kayu  ditentukan  oleh  tipe  kayu,  perbedaan  tipe  kayu  akan menyebabkan  perbedaan  sifat-sifat  kayu.      Beberapa  sifat-sifat  kayu  yang  penting dalam pembuatan kemasan kayu adalah : 

1. Sifat Pengerjaan Kayu 

Banyak  sekali  jenis-jenis  kayu  yang  dapat  dijadikan  sebagai  kemasan,  dan masing-masing  jenis/spesies  mempunyai  sifat  pengerjaan  kayu  yang  tersendiri, misalnya pemakuan, mesin yang digunakan, kekerasan kayu dan lain-lain.  Sifat-sifat pengerjaan  kayu  ini  penting  diketahui  apabila  kayu  akan  dipasarkan  atau  dipakai untuk industri tertentu.   

Proses  pengerjaan  kayu  meliputi  pemotongan,  pembelahan,  pengetaman, pembentukan,  pembubutan,  pembuatan  lubang  persegi,  pengeboran  dan pengampelasan.   

Kekerasan kayu dapat diuji dengan mengukur :
-  Sudut pemotongan ideal untuk melihat kekuatan pisau
-  Penumpulan dengan menggunakan silika atau bahan pengasah lainnya.
- Kemudahan  pemakuan  (pada  kayu  yang  keras maka  paku  tipis  akan menjadi bengkok atau patah).
-  Kecenderungan pecah ketika dipaku atau dikeringkan.
-  Pengeleman (beberapa kayu yang keras sulit untuk dilem). 

2. Densitas Kayu

Densitas  relatif  atau  specific  gravity  adalah  perbandingan  antara  berat  bahan dengan  volume  air  yang  dinyatakan  dalam  kg/m3.  Nilai  densias  relatif  dari  kayu merupakan nilai yang tidak tetap, karena berat kayu per unit volume akan berubah jika kadar air kayu berubah./  Kayu  yang mempunyai  densitas  yang  tinggi mempunyai  kekuatan  dan  daya tahan  yang  baik  terhadap  pemakuan.    Kayu  yang  baik  digunakan  untuk  kemasan sebaiknya kayu yang memiliki densitas  tidak  terlalu  tinggi atau  terlalu rendah.   Kayu dengan  densitas  650  kg/m3  meskipun  tahan  terhadap  tekanan  tetapi  tidak  dapat dipaku  dengan  baik, dan  kayu  dengan  densitats  <  350  kg/m3 mempunyai  kekuatan mekanis yang rendah.

Kayu dengan densitas tinggi (600-700 kg/m3) dapat digunakan untuk tepi papan dan  balok untuk palet  atau  sebagai  bagian dari  bantalan poros dengan  beban  tinggi.  Sedangkan kayu yang mempunyai densitas  rendah  (350-450 kg/m3) digunakan untuk komponen-komponen  pengemas  seperti  bilah-bilah  kemasan  kayu  ringan  dan berkawat, bahan pelapis ujung kotak/peti, palet sekali pakai atau bagian dari kotak. 

3. Kadar Air Kayu 

Kadar  air  kayu  adalah  perbandingan  antara  berat  air  di  dalam  kayu  dengan berat  kayu  yang  telah  dikeringkan  dikali  dengan  100%.      Kayu  mempunyai  sifat higroskopis,  sehingga  jika  suhu  dan  kelembaban  relatif  di  sekitarnya  berubah maka kadar air kayu juga akan berubah. Kadar air kayu yang berkeseimbangan dengan suhu dan  RH  di  lingkungan  penyimpanan  disebut  dengan  kadar  air  keseimbangan.  Penyimpanan  kayu  sebaiknya  dilakukan  pada  kadar  air  keseimbangannya,  sehingga kadar airnya  tidak mengalami perubahan  selama penyimpanan,  selama  suhu dan RH penyimpanan tidak berubah. Kadar  air  kayu  yang  akan  diolah  biasanya  30-40%,  karena  pada  kadar  air  ini kayu  mudah  ditangani,  tetapi  penyusutan  lebih  mudah  terjadi  daripada  jika  kadar airnya 20%.  Untuk mengurangi kadar air kayu maka dilakukan pengeringan kayu.


D. PEMBUATAN KEMASAN KAYU 

Sebelum dibuat menjadi kemasan, maka dilakukan konversi terhadap kayu yang telah  ditebang  dari  pohonnya.    Kayu  hasil  konversi  ini  kemudian  direkatkan  satu dengan yang  lainnya dengan menggunakan bahan-bahan perekat.  Jenis bahan perekat dan  metode  perekatan  akan  mempengaruhi  kekuatan  dari  kemasan  kayu  yang dihasilkan.

1. Jenis-jenis kayu hasil konversi 

a. Kayu Gergajian 

Kayu  gergajian  dibuat  dengan  cara membuang  kulit  dari  kayu  log  kemudian  dilakukan  pemotongan  dengan  panjang  dan  lebar  sesuai  kebutuhan  dengan menggunakan mesin penggergajian  (Sawmill). Ukuran  kayu  yang  akan digunakan sebagai bahan pengemas biasanya adalah 50 x 150 mm atau 25 x 20mm.

b. Kayu Lapis 
 
Kayu  lapis dibuat dengan  cara mengupas kayu  log membentuk  lapisan veneer dengan cara seperti kerja pengerut pensil.   Tahap pertama dalam pembuatan kayu lapis  adalah  bentuk  log  dengan  kadar  air  yang  tinggi  dan  konsisten.    Mesin pengupas akan mengubah log menjadi ukuran-ukuran veneer  yang permukaannya halus  dan mempunyai  kecenderungan  terhadap  retak/robek  yang  kecil.   Lapisan veneer  yang  masih  basah  dikeringkan  dengan  alat  pengering  untuk  menurnkan kadar airnya.   Lapisan veneer  ini selanjutnya direkatkan satu sama lain dengan menggunakanperekat  resin  sintesis.    Kayu  lapis  untuk  kemasan  biasanya  mempunyai  jumlah lapisan 3,4,5 atau 7 lapisan.

c. Papan Serat

Papan  serat  banyak  diaplikasikan  pada  nampan-nampan  untuk  buah  dan sayuran yang diperkuat dengan pengikat.   Kategori papan serat yang cocok untuk bahan pengemas adalah :

-  Hardboard  standar dengan densitas 800 kg/m3, tebal 2-6 mm.
-  Hardboard tahan air dengan densias 960 kg/m3, tebal 3-12 mm
-  Medium board dengan densias 500-900 kg/m3, tebal 8-12 mm 

d. Papan Partikel 

Papan  partikel  dibuat  dari  serpihan-serpihan  kayu  sisa  dan  direka  dengan perekat resin sintesis.  Jenis-jenis papan partikel yaitu : 

-  Papan kayu chip (wood chipboard)
-  Papan kayu flake (flakeboard)
-  Papan kayu wafer (waferboard)
-  Oriented strandboard

Flakeboard,  waferboard  dan  oriented  strandboard  merupakan  jenis  papan  partikel yang sesuai digunakan untuk bahan pengemas karena ringan dan mudah dipaku.

2. Bahan Perekat 

Bahan  perekat  yang  digunakan  dalam  pembuatan  kemasan  kayu  akan mempengaruhi batas keselamatan selama pengangkutan sehingga perlu diperhatikan.  Jenis bahan perekat  yang dapat digunakan adalah :
-  baja (tradisional)
-  paku
-  kawat jepret (staples)
-  lem flexible (perekat dari kayu)

3. Jenis Metoda Penggabungan/Pengikatan 

a.  Pengikatan  dengan  kawat  jepret  (stapling),  yang  digunakan    untuk  konstruksi  palet
khusus
b.  Pengikatan dengan tali pengikat (strapping)

Pengikatan dengan  tali digunakan untuk mengemas  secara otomatis  atau  semi otamatis.    Pengikatan/perekatan  dilakukan  di  bawah  tekanan  Diaplikasikan pada  boks  kayu,  kotak  dan  palet  dan  banyak  digunakan  dalam  aplikasi pengemasan karena:

-  menguatkan kemasan -  melindungi  bahan  yang  dikemas  dari  resiko  kerusakan  selama pengangkutan.
-  murah, terutama untuk konstruksi kemasan yang tipis
-  dapat digunakan sebagai metode penutupan peti di damping metode  lain, yaitu dengan menggunakan ulir dan paku

Jumlah,  ukuran  dan  jenis  tali  pengikat  tergantung  pada  bentuk,  ukuran  dan berat  pengemas,  bahan  pengemas  serta  penanganannya.     

Ada  3  jenis  tali pengikat yaitu : 

-  Baja dengan bentuk datar, melingkar dan oval.   Kekuatan  tarik  antara  300-1300 N/mm2. Permukaannya dapat dilapisi dengan seng, tembaga, wax atau cat atau tanpa pelapisan (warna natural). 
-  Weftless  (pita  kain  berpori),  terdiri  dari  lembaran-lembaran  yang  bersifat kontiniu  dari  lapisan  teksti;  bertegangan  tinggi.  Diterapkan  secara  paralel dengan  sistem  pelekatan  yang  menggunakan  bahan  perekat.    Lebarnya sekitar 6-25 mm
-  Plastik  suhu  tinggi  (thermoplastik)  dengan  lebar  antara  5-25  mm, diterapkan membentuk silang pada permukaan segi empat panjang.

c. Pengikatan dengan konstruksi sisi logam (metal edge) 

Metode  pengikatan  dengan  konstruksi  sisi  logam  diterapkan  dalam merakit peti/kotak dari kayu lapis. Penyisian logam dilakukan dengan ketebalan yang  cukup  sehingga  dapat  dibengkokkan  dan mempunyai  daya  lentur  yang tinggi.   Penyisian  logam biasanya digabung dengan paku, paku  sumbat/keling yang bercabang dua atau kawat jepret (staples)

d. Pengikatan dengan ikatan kawat (wire bound) 

Pada  metode  ini  ,  bagian  samping,  atas  dan  bawah  dari  boks  kayu digabung  dengan  kawat  yang  ditekuk  untuk memperoleh  bentuk  kotak  yang kuat.    Kedua  ujung  kotak  dikonstruksikan  secara  terpisah  serta  setiap  sisi samping, atas dan bawah di kunci dengan kawat.

4. Pemakuan 

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan kemasan kayu :
-  Jenis paku
-  Ukuran paku
-  Pembuatan spasi atau penempatan paku (posisi paku)
-  Ketebalan kayu dan seratnya

Jenis-jenis paku  yang digunakan dalam pembuatan kemasan kayu adalah :
-  paku kotak standar (umum)    
-  ulir kayu
-  paku berlapis resin       
-  paku jepret
-  paku lapis seng        
-  paku jepret berlapis resin
-  paku berputar        
-  paku beralur (bercincin)

Pelapisan paku bertujuan untuk mencegah korosi


E. JENIS-JENIS KOTAK DAN PALET KAYU

1.  Kotak Kayu Gergajian 

Kotak/peti kayu gergajian dibuatd ari kayu gergajian yang disusun atau ditumpuk sesuai dengan ukuran yang mempunyai tebal, lebar dan panjang yang sama.    Apabila  panjang  kayu  tidak  sama,  maka  perbedaan  antara  kayu terpanjang dan terpendek tidak boleh melebihi 30 cm dan harus rata pada salah satu ujungnya.
Bentuk kotak kayu gergajian adalah berbentuk   box dan case, dengan 11 Desain dasar, yaitu :

  Desain dasar kotak berukuran 500 x 300 x 200 mm  (p x  l x  t) dengan  tebal kayu sebesar  0.8 mm dan untuk  komponen dasar  tebalnya  15 mm  yang  bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuatan.

  Combed Tenon Box (20-100 kg) Masing-masing  ujung  sisi  dilekatkan  dengan  combing  (tenons)  dan  direkat dengan perekat eksternal. Diaplikasikan pada jenis kotak crate untuk minuman atau field box untuk buah-buahan dan sayura.

  Internally battend box
Modifikasi  dari  jenis  kotak  dasar  tetapi  di  dalamnya  dilengkapi  dengan pengikat bentuk segitiga atau segiempat.

  Kotak dengan pengikat ujung (Battened End Box, 50-300 kg)

  Kotak dengan Panel Ujung (Paneled End Box, 50-400 kg) Dilengkapi dengan pengikat untuk bagian atas dan bawah.

  Battened Top (Base Case), 50-350 kg

  Kotak dengan pengikat keliling (Birth Battened Case, 100-400 kg)

  Kotak panel dan pengikat keliling  (Girth Battened and Panneled Case), max 500 kg.

  Kotak panel dengan tiga pengikat (Triple Battening and Panneled Case)

  Tiga pengikat dengan Ceruk Panel (Triple Battened with Recessed Panel, 800 kg).

  Girth Battened Single Braced Case (450 kg).

2.  Kotak Kayu lapis
 
Penggunaan kotak kayu lapis cukup luas untuk transportasi karena :

-  ukuran lebih tipis tetapi kekuatannya sama seperti papan kayu gergajian.
-  Lebih kecil dan lebih ringan (per unit volumenya)
-  Panel lebih seragam
-  Daya tahan terhadap retak tinggi
-  Pemakuan mudah
-  Memberikan perlindungan hawa lebih mudah

Ukuran  standar dari kotak kayu  lapis  adalah    2440  x  1224 mm  atau  2400  x  1200 mm. Ukurannya yang besar mengurangi faktor flekxibilitasnya, selain itu juga banyak menghasilkan bahan  sisa  yang  tidak  terpakai  (limbahnya  banyak).  Untuk mengatasinya  dibuat  kayu  lapis  dengan dua  yang  berbeda  tiap  lembarnya  dan penggabungan sisa-sisa kayu lapis dengan menggunakan pengikat dari kayu lunak.

Jenis-jenis kotak kayu lapis :

1. Basic Plywood Box, maksimum 30 kg
2. Battened Top (Base Case), maksimum 40 kg
3. Kotak kayu Lapis Berpanel (Panneled Plywood Case), 300 kg
4. Lock Corner Panneled, 400 kg.
5. Lock Corner/Compression Battened, 600 kg.

3. Kotak Berbingkai (Large Framed Cases) 

Jenis kotak  ini menjadi alternatif pengganti kotak kayu gergajian dan kotak kayu lapis  yang  berukuran  besar dan  berat.   Dua  tipe  basis  dari  kotak  kayu  berbingkai, yaitu : tipe penyangga (skid type) dan tipe jendela (sill type).

4. Peti Krat (Crates) 

Peti krat digunakan sebagai pengemas selama pengangkutan.  Untuk memperkuat peti  krat  maka  rasio  antara  tinggi  kotak  dan  panjang  harus  diperhatikan,  untuk barang yang berat maka rationya adalah 1 : 2 (maksimum).

5. Kotak Berkawat (Wirebound Boxes and cases) 

Kotak berkawat yaitu peti kayu dimana lembaran sisi-sisi samping, atas dan dasar diikat dengan  tali  kawat.   Kedua ujung  kotak dikonstruksikan  secara  terpisah,  lalu kedua ujung tersebut dikuatkan dengan cara penguncian sehingga menjadi satu unit boks yang komplit.

6. Kotak dengan Sisi Logam (Metal Edge Boxes and Cases) 

Kotak dengan  sisi  logam menggunakan pemancang  logam pada pinggir  kotak disamping pemakuan pengikat kayu lunak untuk membentuk suatu badan panel.


F. PENGAWASAN MUTU KAYU

Mutu  kayu  gergajian  ditetapkan  berdasarkan  sistem  persyaratan  cacat  yang terdapat pada kayu, baik jenis, ukuran, jumlah, keadaan dan penyebaran cacat.

1.  Penilaian Cacat Lengkung 

Penilaian  cacat  lengkung  dilakukan  dengan  cara  mengukur  kedalaman lengkung,  kemudian  dibandingkan  dengan  panjang  kayu  dalam  satuan persentase.

2.  Penilaian cacat serat miring 

Penilaian cacat serat miring dilakukan dengan cara menentukan salah satu serat miring  yang  arahnya dominan,  kemudian diukur  jarak  simpang  serat  tersebut dan dibandingkan dengan panjang serat sejajar sumbu. Jika kayu yang akan digunakan untuk kemasan atau akan diekspor mempunyai kadar air yang  tinggi, maka dapat diberikan perlakuan kimiawi yang bertujuan untuk mencegah  terjadinya  noda parit  atau  noda  biru  yang disebabkan  oleh  jamur.   Bahan kimia yang biasa digunakan adalah larutan garam berkonsentrasi rendah seperti garam sodium  dari  pentachlorophenol    (Na  PCP),  yang  harganya murah  tetapi  cukup  efektif untuk mencegah noda. Penggunaan PCP sebagai bahan anti noda diizinkan oleh Badan Kesehatan dan Keselamaan di Inggris, dan juga sudah digunakan di negara-negara Skandinavia, USA, Asia Tenggara dan  Jepan.   Penggunaan  bahan  kimia  anti  noda di  negara  lain  adalah garam-garam inorganik seperti borat dan copper atau komponen organik amonium. Penggunaan  kemasan  kayu  dalam  pengiriman  komoditi  ekspor,  harus mendapatkan  perlakuan  khusus  yang  bertujuan  untuk  menghidari  adanya mikroorganisme  pengganggu  yang  menyebabkan  kontaminasi.    Ada  beberapa perlakuan terhadap kayu yang dapat diberikan yaitu : -  Pemanasan (Heat Treatment) Pemanasan dilakukan dalam waktu dan  suhu yang cukup  sehingga  suhu pada inti kayu minimal 56oC selama minimal 30 menit serta menurunkan kadar airnya hingga 20%. 
-  Fumigasi
Fumigasi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia metil bromida dengan dosis 2 kg per 100 m3 kayu, suhu ruang pada 21oC selama 24 jam, atau selama 6 jam pada keadaan panas kering (74oC).
-  Pengeringan dengan alat pengering hingga kadar airnya 14%
-  Penguapan pada suhu 82oC selama 4 jam.
-  Pencelupan dalam larutan borat pada suhu 93oC selama 3.5 jam.


G. APLIKASI KEMASAN KAYU UNTUK BAHAN PANGAN 

Kemasan  kayu  yang  berbentuk  peti,  krats  atau  tong  kayu merupakan  bentuk kemasan yang umum untuk pengangkutan berbagai komoditas dalam perdagangan inernasional.   Penggunaan peti  kayu untuk  transportasi  botol minuman  baik untuk melindungi  botol  agar  tidak  pecah. Pengemasan  buah  segar  dalam  transportasi hingga  saat  ini  juga masih  banyak  dilakukan.   Kemasan  kayu  biasanya  digunakan sebagai  kemasan  tersier  yaitu  kemasan  yang digunakan untuk mengemas  kemasan lain yang ada di dalamnya.
Ada dua metode penanganan yang berbeda untuk pengemasan bahan pangan, penyimpanan dan pengiriman, yaitu :

1.   Kotak dan Nampan , untuk ukuran kecil dengan berat sampai 20 kg.
2. Tabung kontainer untuk produk-produk seperti kentang dan apel (berat sampai
150 kg).

Kedua sistem ini dilengkapi dengan penggunaan alat dorong (forklift). Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan kemasan kayu untuk bahan pangan adalah kayu gergajian, kayu lapis tipis dan papan keras (hard board). Kayu yang berwarna  terang  lebih baik dari kayu yang berwarna gelap, karena kayu yang  berwarna  gelap  biasanya  banyak mengandung  tanin,  yang  jika  berhubungan langsung dengan  bahan  yang dikemas  akan mengurangi  kesegarannya. Kayu  yang digunakan  juga  harus  tanpa  perlakuan  kimiawi.  Penguatan  dilakukan  dengan menggunakan  kawat  jepret  (staples),  paku  atau  kawat  lingkar  yang  dilapisi  bahan anti karat. Ketebalan kayu sekitar 3-5 mm untuk kawat jepret dan kawat lingkar serta 100 mm untuk pemakuan. Kemasan  kayu  yang  sudah  berisi  bahan  harus  diberi  anda  yang  memuat keterangan  isi  dari  kemasan  dengan menggunakan  bahan  yang mudah  dilihat  dan tidak mudah  luntur.    Tanda  atau  label  pada  kemasan  kayu  harus  berisi  informasi tentang :
-  Nama barang yang dikemas
-  Ukuran
-  Isi (jumlah atau volume bahan)
-  Mutu Kayu
-  Jenis Kayu
-  Tanda pengenal dan nama perusahaan


H. PALET KAYU

Palet kayu banyak digunakan untuk pergerakan barang dari satu departemen ke departemen  lain dalam  suatu perusahaan, atau dari produsen ke konsumen  sebagai unit beban. Palet kayu dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

1. palet untuk satu kali perjalanan (expendable pallets)
2. palet yang bersifat permanen atau untuk beberapa kali perjalanan.

Palet permanen bisa tahan sampai 15 bulan. Bagian bawah dari palet kayu terdiri atas dasar dan kaki kemasan yang biasanya berbentuk  datar  dan  terbuat  dari  papan  yang  tersusun    teratur  dan  memiliki  jarak tertentu.    Kayu  gergajian  pada  palet  mempunyai  minimum  2  kaki  penyangga  yang sesuai dengan panjang kemasan.   Dasar  alas kemasan berupa papan kering dan kuat berukuran tebal 2 cm dan lebar 10-15 cm.  Kaki alas kemasan  mempunyai tebal 5.0-7.5 cm,  lebar  7-10  cm  dan  panjang  disesuaikan  dengan  panjang  kemasan.    Kaki  alas kemasan bisa dilepas atau diikat bersama kemasannya dengan paku pada alas.

Komentar